19 Feb 2008

Al-Qur’an Firman Allah?

Pertanyaan mendasar dalam hidup seorang manusia, disadari maupun tidak terdiri dari 3 perkara:

  1. Dari mana manusia berasal?
  2. Untuk apa manusia hidup di dunia?
  3. Akan kemana manusia setelah meninggal?

Ada beberapa orang yang menjawab bahwasanya manusia berasal dari sebuah materi. Tidak diciptakan namun ada dengan sendirinya. Dia tidak mampu membuktikan adanya Tuhan sehingga tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Hidupnya adalah untuk mencari kebahagiaan. Pimpinannya adalah hawa nafsu dan akalnya. Tidak aneh sekiranya mereka hidup layaknya hewan karena menyandarkan segala aturannya atas dasar hawa nafsunya. Kita menamakan mereka sebagai orang yang ateis dalam konsep ketuhanan, dan berfahamkan materialis dalam berfikir serta berprilakunya.

Ada pula orang-orang yang mampu membuktikan adanya sang pencipta. Mana mungkin adanya sesuatu tapi tidak ada yangmengadakan. Adanya makhluk pasti pula adanya sang pencipta. Mereka hidup di dunia untuk melaksanakan misi tuhan-Nya. Dan kelak, mereka akan kembali kepadaNya.

Namun, Argumentasi mereka tidak logis. Antara Pertanyaan pertama dengan kedua, kedua dengan ketiga tidak ada sangkut pautnya katanya.

Mereka yakin diciptakan tuhan tapi menolak sekiranya tuhannya mengatur kehidupan mereka. Mengapa?

Pernah mereka-Nasrani- mencoba tuhannya – aturan agamanya- untuk mengatur gereja dan kehidupan ini, namun ternyata gagal untuk menjawab permasalahan manusia, bahkan malah menyengsarakan manusia. Pendzaliman, penindasan, pelacuran, penipuan, pemerasan, penolakan terhadap ilmu pengetahuan, pengkastaan, dll.

Yang diatas adalah fakta ketika Nasrani memimpin kehidupan di Eropa. Bukannya kecemerlangan dan kesejahteraan, tapi malah dark age yang hadir di Eropa. Maka akhirnya orang-orang Eropa ini menolak agama mengatur kehidupan karena terbukti menyengsarakan. Adagium yang Masyhur saat itu “Berikanlah kekuasaan gereja kepada Pendeta, tetapi Kehidupan berikanlah kepada kaisar”.

Pemikiran memisahkan agama dengan kehidupan dinamakan dengan sekulerisme. Orangnya dinamakan orang sekuler.

Jawaban Islam : Al Qur’an

Sumber Hukum Islam yang pertama dan utama yaitu Al Qur’an, menjawab tiga pertanyaan tersebut. Jawaban dari Al Qur’an untuk pertanyaan pertama; manusia ada karena ada yang menciptakan. Yang diciptakan namanya makhluk, dan yang menciptakan bernama sang Khalik. Artinya manusia adalah makhluk, lalu siapa sang Khalik?

Sang khalik haruslah berbeda dengan makhluk. Sang Khalik itu ada dengan sendirinya. Dia tidak berawal dan tidak berakhir (azali). Al Qur’an menamainya dengan nama Allah. (baca Jalan Menuju Iman: Allah Tuhanku, tgl 16-01-2008)

Jawaban terhadap pertanyaan yang kedua, Allah menciptakan manusia dengan suatu misi. Misi utama manusia di dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya.

Dan jawaban ketiga, setelah mati, manusia akan kembali kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan masa hidupnya ketika di dunia. Apakah dia melaksanakan misinya yaitu menegakkan hukum-hukumNya di muka bumi ini, atau sebaliknya malah mendurhakai-Nya dengan tidak menerapkan hukum-hukumnya di muka bumi.

Manusia akan diganjar sesuai dengan amalnya masing-masing. Apabila manusia taat kepada Allah dengan hidup sesuai aturannya, maka kelak di akhirat dia akan diganjar dengan Syurga. Sebaliknya, apabila manusia selama hidupnya di dunia tidak mau diatur dengan aturan Allah maka ganjarannya adalah neraka. Naudzubillahimindzalik.

Al Qur’an firman Allah ?

Setiap muslim wajib meyakini tanpa keraguan sedikitpun apa yang ada dalam al Qur’an. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an adalah memang benar-benar firman Allah swt. Sekiranya ada anggapan Al-qur’an buatan bangsa Arab karena bahasanya Arab atau sekiranya ada anggapan al-Qur’an merupakan buatan Muhammad, argumentasi ini kurang tepat dan bisa dibuktikan kesalahannya.

Argumentasi al Qur’an merupakan buatan bangsa arab sangat lemah. Hal ini dibuktikan oleh tantangan al-Qur’an kepada bangsa Arab untuk membuat satu surat bahkan satu ayat untuk menandingi al-qur’an, namun ternyata bangsa arab tidak bisa.

dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al_Quran yang kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal dengan al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selaian Alllah, jika kamu orang-orang yang benar” (TQS. Al-Baqoroh (2) : ayat 23)

Kemungkinan kedua, juga tidak bisa diterima. Muhammad SAW termasuk orang Arab. Kalau seluruh orang Arab tidak mampu memenuhi tantangan untuk membuat satu surat pun yang semisal dengan al-Qur’an, apalagi Nabi Muhammad yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis), tentu lebih tidak bisa lagi. Andai saja Nabi Muhammad SAW bisa membuat al-Qur’an, orang-orang Arab lain yang lebih pandai dari Nabi Muhammad tentu lebih bisa membuat al-Qur’an.

Selain itu, gaya bahasa dalam tutur kata beliau sebagaimana yang terekam dalam hadis-hadis qauliyah ternyata berbeda dengan gaya bahasa al-Qur’an. Sekalipun seseorang barang kali bisa berbicara dalam dua gaya bahasa, namun mengeluarkan ungkapaan dalam intensitas yang tinggi sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW adalah suatu hal yang mustahil terjadi. Kalaupun ada yang berupaya keras untuk melakukannya, kemiripan diantara dua gaya bahasa yang dia ungkapkan akan kerap kali terjadi. Sedangkan gaya bahasa al-Qur’an jelas berbeda dari gaya bahasa hadist. Ini jelas menunjukkan bahwa al-Qur’an bukanlah perkataan (kalam) nabi Muhammad SAW sendiri.

Bahwasannya al-Qur’an bukan buatan Muhammad SAW, juga dibuktikan dengan adanya fakta-fakta ilmiah yang terkandung dalam sebagian ayat-yat al-Qur’an. Fakta-fakta ilmiah yang sedemikian canggih dan rumit itu baru terbukti pada masa modern kini, hal ini menunjukkan al-Qur’an tidak mungkin dikarang oleh Muhammad SAW yang ummi itu.

Dengan pemaparan tersebut, kiranya dapat disimpulkan, anggapan al-Qur’an dibuat oleh Orang Arab ataupun karangan Nabi Muhammad adalah anggapan yang keliru. Yang benar adalah Al Qur’an merupakan Firman Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad dengan perantaraan Malaikat Jibril.

* * *

(Ibn Khaldun Aljabari, 18 Februari 2008)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

[Dikirim ke percikaniman.org tgl 18 feb 08]

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah Atas Komentarnya.