4 Mar 2010

Kiat Memilih Buku Bermutu


Mungkin Anda kerap kecewa saat membeli sebuah buku. Padahal uang yang Anda keluarkan untuk mendapatkannya cukup besar. Akan tetapi, isi buku tidak seperti yang Anda harapkan. Bahasanya sulit dipahami, berbelit-belit, dan membosankan. Banyak ejaan yang salah, hasil cetakannya buram, atau bahkan ada halaman yang kosong.

Sebenarnya Anda dapat menghindari kejadian di atas jika Anda mengetahui cara memilih buku yang berkualitas dengan baik. Nah, agar Anda tidak lagi kecewa ketika membeli buku, berikut ini kami sajikan tips-tips untuk memperoleh buku yang baik.

1. Kenali dari penulisnya
Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Ungkapan ini juga berlaku saat Anda memilih buku. Sebelum membeli buku, cari tahu dahulu siapa penulis buku tersebut. Jika Anda telah mengenal pengarang buku tersebut sebagai penulis buku yang berkualitas, Anda boleh merasa yakin buku tersebut berkualitas.

Anda sebaiknya mengetahui, sebuah buku yang baik biasanya ditulis oleh seorang penulis yang memiliki keahlian di bidangnya. Misalnya, Anda ingin mencari buku tentang ekonomi, sudah sepantasnya buku tersebut ditulis oleh penulis yang berlatar belakang bidang ekonomi. Mungkin penulis tersebut seorang guru atau dosen ekonomi, praktisi ekonomi, atau terkenal sebagai pakar ekonomi.

2. Kenali dari penerbitnya
Di Indonesia ada ratusan penerbit. Akan tetapi, tidak semua penerbit memiliki kemampuan untuk menerbitkan buku yang berkualitas. Biasanya penerbit yang sudah cukup lama, memiliki kemampuan tersebut.

Selain itu, penerbit yang berpengalaman umumnya memiliki penulis-penulis buku yang baik. Jadi, carilah buku yang diterbitkan oleh penerbit yang berpengalaman dan buku-bukunya terkenal berkualitas.

3. Kenali dari desain dan tipografinya

Jika Anda sudah yakin bahwa penulis dan penerbit buku tersebut berkualitas, coba lihat sekilas isi dalam buku. Amatilah desain, apakah memudahkan Anda membacanya ataukah tidak. Desain yang ditata dengan baik dan indah akan membantu pembaca untuk memahami isi buku dengan lebih baik.

Perhatikan juga teks atau huruf isi buku tersebut. Syarat buku yang berkualitas, baik teks isi maupun tipografi atau jenis huruf bukunya membantu pembaca untuk menyerap isi buku tersebut. Sebaiknya, hurufnya tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil. Sementara, tipografi atau bentuk hurufnya sederhana namun jelas.

4. Kenali dari ilustrasinya
Saat ini, buku-buku tidak hanya berisi huruf-huruf saja. Baik ilustrasi maupun foto telah menjadi bagian dari buku. Penambahan ilustrasi dalam buku maksudnya ialah untuk menambah keindahan buku dan membantu pembaca memahami isi buku.

Jadi, jika Anda membeli buku yang memiliki ilustrasi atau foto di dalamnya, cobalah perhatikan apakah ilustrasi tersebut mendukung isi buku ataukah tidak. Percuma saja ilustrasinya bagus, tetapi ilustrasi tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang diterangkan dalam buku. Sebaliknya, meski ilustrasi tersebut sesuai isi buku, jika tidak menarik dan jelas, justru akan mengganggu keseluruhan buku.

5. Kenali dari sampul bukunya
Buku yang berkualitas dapat juga Anda lihat dari sampul atau cover-nya. Sampul seharusnya mampu mencerminkan isi buku. Jadi, jika sampul bukunya saja sudah tidak menarik, asal-asalan, mudah rusak, bagaimana kita bisa yakin jika buku tersebut berkualitas? Buku yang baik seharusnya memiliki cover yang memiliki desain menarik dan terbuat dari bahan yang kuat atau tidak gampang rusak.

6. Kenali dari sinopsisnya
Sinopsis adalah ringkasan isi buku beserta kelebihan-kelebihannya. Biasanya isi sinopsis ini ditampilkan pada sampul belakang buku. Sebelum Anda memutuskan membeli sebuah buku, alangkah baiknya apabila Anda membaca sinopsis buku tersebut. Cara tersebut akan berguna untuk memastikan bahwa buku tersebut itu sesuai dengan kebutuhan Anda.

7. Kenali dari daftar isinya

Di samping sinopsis, Anda dapat mengetahui isi sebuah buku dengan melihat daftar isinya. Daftar isi merupakan poin-poin atau bab-bab yang terdapat di dalam buku tersebut. Biasanya, daftar isi terdapat pada halaman awal dalam sebuah buku. Sebuah buku yang baik seharusnya memiliki daftar isi yang mampu mencerminkan kandungan isi buku tersebut.

(Prayogo) dari http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/05/index.html

Bagaimana Mengajar Matematika yang Benar

Pernahkah Anda sebagai pengajar merasa kesulitan mengajar matematika kepada anak didik? Mungkin Anda yakin sudah mengajarkan matematika kepada anak didik dengan benar, tetapi mengapa nilai mereka tidak mencapai target Anda? Anda tidak sendirian dalam hal ini, banyak orang tua juga merasakan hal yang sama.

“Matematika itu susah” merupakan pernyataan klasik. Bisa jadi sebagian besar anak didik Anda membenarkan kalimat tersebut. Apalagi mereka yang tidak menyukai matematika pasti beranggapan bahwa ilmu pasti ini rumit, njelimet, membingungkan, dan bikin pusing saja. Akhirnya mereka pun jadi malas belajar matematika.

Satu hal yang harus Anda pahami dan sadari, tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. “Setiap anak memiliki daya nalar yang berbeda. Respon mereka terhadap materi yang disampaikan guru ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Memaksa dan memarahi anak didik tidak akan membuahkan hasil seperti harapan Anda,” demikian penuturan Guru Besar Psikologi dan pengamat pendidikan Universitas Diponegoro dalam Suplemen Pendidikan Media Indonesia (3 Mei 2002). Khusus untuk mata pelajaran matematika, jangan menyuruh anak menghafal rumus. Hal ini juga ditegaskan Seto Mulyadi, ahli psikologi anak. Seperti dikutip dari majalah Bobo, 18 Juni 2001, menurutnya, matematika merupakan ilmu pasti yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menghafal rumus dan cara mengerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini. Pendidik seharusnya memiliki metode mengajar yang menggugah minat siswanya.

Seorang guru matematika kelas 6 SDK 2 Penabur Jakarta, Hennyriawati ( Kompas, 3 Oktober 2004) memiliki cara mengajar yang dapat dicontoh. Dia selalu memberi contoh manfaat belajar matematika kepada anak didiknya yang malas belajar matematika. “Saya selalu menyadarkan mereka akan manfaat dan nilai penting belajar matematika. Tips belajar matematika juga saya berikan agar mereka melakukannya,” tutur Henny.

Tanamkan pada anak didik, dengan belajar matematika kita akan tahu dan bisa mengukur berapa jauh jalan balik menuju tempat semula sehingga tidak tersesat. Kita juga bisa mengatur uang saku yang harus dikeluarkan dan berapa rupiah sisanya yang bisa ditabung. Dalam matematika seringkali terdapat banyak soal cerita. Ketika mengerjakan soal cerita, kita dituntut mengaitkan beberapa hal sehingga dapat membuat logika kita berjalan.

Beberapa tips berikut ini dapat diterapkan oleh guru untuk mempelajari matematika.

• Sebagai pendidik berusahalah supaya cara mengajar Anda menarik bagi para siswa sehingga mereka menyukai Anda. Cobalah untuk sabar dan telaten menuntun mereka belajar. Selingi jam mengajar Anda dengan dongeng dan lelucon.

• Jangan memaksa anak menghafal rumus matematika. Ajaklah mereka memahami teori dan langkah-langkah pengerjaan soal dengan memberi contoh yang dekat dengan dunia anak-anak.

• Cobalah membuat sketsa untuk mempermudah siswa memahami soal cerita. Khusus untuk geometri (pelajaran ruang bangun), ajaklah siswa membuat alat peraga bersama.

• Cobalah Anda membuat bank soal dari soal-soal sulit yang ditemukan dari sumber mana pun. Anda dan semua siswa mencoba menyelesaikan semua soal itu bersama-sama. Bisa juga dibentuk kelompok belajar. Setiap kelompok harus ada 1 dan 2 anak yang pandai matematika supaya bisa membantu teman-temannya. Tentu saja Anda tetap memberi petunjuk penting.

Semoga keempat cara di atas bermanfaat bagi guru-guru.

(Laksmi)

sumber : http://ganeca.blogspirit.com

ketidakmauannya memahami sesuatu melampaui ruang dan waktunya!

Pikiran yang malas belajar akan selalu berdiri kokoh dibalik bangunan cakrawala dan cara pandangnya yang lama. Pikiran yang senang belajar akan selalu berpetualang menjelajahi cakrawala dan cara pandang yang baru! Pikiran yang malas belajar adalah pikiran yang membosankan karena ketidakmauannya memahami sesuatu melampaui ruang dan waktunya! Di sinilah setiap siswa harus bisa menelusuri Logika Aritmatika dan Logika Matematika, agar mereka terbiasa berpikir logis dan sistematis.