31 Jan 2008

Bukan Hanya Sekedar Masjid


"HANYA mereka yang memakmurkan (memberdayakan) masjid-masjid Allah, orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat petunjuk". (At-Taubah : 18).

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi.

Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

Akan tetapi apabila kita lihat dari sisi yang lebih luas berkenaan dengan makna masjid tersebut, adalah suatu refleksi ketundukan atau kepatuhan kepada Allah, jadi seluruh aktifitas yang ada pada lingkungan tempat ibadah tersebut (baca: masjid) pada dasarnya harus merupakan sebuah perwujudan atau refleksi ketaatan dan ketundukan kepada sang khalik yaitu Allah semata. Refleksi ketaatan dan ketundukan bukan berarti masjid hanya diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan ritual semata. Lebih dari itu, seluruh aktifitas yang ditimbulkan atau yang berada dalam masjid, baik dari sisi manajemen atau bentuk kegiatannya, harus merefleksikan ketaatan dan ketundukan kepada Allah sang khalik.

Atas hal tersebut, masjid selain sebagai tempat ibadah juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan,tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama.Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid dibangun Baitul Maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya.

Menurut Dr Muchlis Bahar (2007) , ''Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke se-antero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.''

Lebih jauh Dr. Muchlis Bahar menulis, luas dan hebatnya fungsi masjid khususnya pada zaman Rasulullah dan sesudahnya disebabkan beberapa faktor. Pertama, tingginya tingkat kesadaran masyarakat/kaum Muslimin untuk berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Kedua, para pengurus/Pembina masjid mampu menghubungkan aktivitas masjid dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi sosialnya. Ketiga, tercapainya kesamaan visi, misi dan hati antara pemerintah/pemimpin dan rakyatnya, antara pengurus masjid, ustadz/khatib dan jamaahnya, untuk membangun semua bidang kehidupan. '' Semua itu merupakan kunci sukses untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat.

Contoh terbaik adalah apa yang di contohkan oleh Rasulullah Muhammad saw. Kebangkitan Islam berasal dari Masjid. Rasul menjadikan Masjid sebagai tempat Kegiatan Ritual, Spiritual dan membangun pemahaman Umat Islam terhadap Islam (Politik). Apakah mungkin membangkitkan umat Islam yang sedang terpuruk ini hanya dengan menjadikan masjid sebagai tempat ritual saja? Kalau anda berpandangan tidak.... Mari kita mulai makmurkan masjid di tempat terdekat kita. Bukan hanya sekedar menjadikannya sebagai masjid namun juga tempat mengkaji tsaqafah-tsaqafah keislaman (Aqidah, Fiqh, Kepribadian Islam, Sistem Pemerintahan Islam, Sistem Ekonomi Islam, Sistem Pergaulan dalam islam, Sistem Pendidikan Islam, dll).

Pertanyaannya, Siapa yang akan menghidupkan dan memakmurkan Masjid Anda?

Jawabannya, Bukan Orang lain .....Tetapi ANDA.

Selamat Berjuang!

* * *

(Ibnu Khaldun Aljabari, 30 Januari 2008)

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah Atas Komentarnya.